Friday, December 25, 2009

BlackBerry atau Bahasa Gaulnya "BB"

Well, baru sempet ngepost karena kemarin sibuk kuliah kejar ini itu karena selama liburan ini harus belajar buat final exam yang mulai tanggal 4 januari.

Kenapa gue mau ngepost tentang suatu smartphone yang lagi in, yang lagi naik daun dan yang lagi banyak dipake sama "anak gaul" jaman sekarang.
Oke, here we go :)
Blackberry yang sering diebut juga bb (gaulnya) merupakan suatu smartphone yang punya banyak fitur andalan dibanding smartphone or handphone merk lain sampai-sampai dari mulai anak kecil sampai orang tua juga pake bb, apalagi yang katanya anak gaul, nggak gaul kalo nggak pake bb.
Gue pikir hanya segilintir orang aja yang ngecap bb itu sebagai handphone anak gaul. Bener kata-kata tadi, nggak gaul kalo nggak pake bb. Hmm.. jujur gue juga pemakai bb, ya baru beberapa hari ini. bukannya korban jadi anak gaul tapi gue lebih minat ke fitur-fiturnya yang gue pikir WAH! sekaligus buat gue kerja.
Memang WAH! selain akses dalam internet juga cepet (tergantung providernya sih hehe) tapi fiturnya gampang nggak nyusahin. Nah, yang gue heran, setelah gue ubek-ubek tuh bb menurut gue itu sama aja kok sama kayak handphone lain, tapi kenapa bb selalu dianggap WAH dan bagi yang make bb itu kayaknya gimana gitu.
Padahal masih banyak smartphone atau handphone lain yang lebih canggih, lebih mahal bahkan fitur-fiturnya lebih lengkap. Yang gue lihat, masyarakat jaman sekarang terlalu mengikuti sesuatu yang lagi -in, lagi booming. Sekalinya booming langsung ikut-ikut beli sampe ke cap anak gaul gaul kalo pake bb (bangga gitu????????)
Nah, kenapa bb dicap sebagai handphone yang wah banget, kesannya kalo uda pake bb orang liatnya WAH, dicap WAH! padahal itu sama aja kayak handphone lain, banyak kok handphone yang lebih mahal.
Ini dia yang jadi trend di Indonesia, terlalu suka ikut-ikutan, kalo beli untuk yang lain hal sih balik lagi ke diri masing-masing ya, tapi kalo beli cuma buat pengen dicap anak gaul buat apa?????? bangga??? Bagi gue yang juga pemakai bb justru biasa aja sama rasanya kayak pake hp lain. Sekalinya trend pake beghel, semua anak-anak yang pengen dicap gaul pake beghel (kecuali kalo giginya maju mundur nggak karuan ya) terus sekalinya booming pake bb, semua pake bb cuma biar dibilang gaul.
Ini sepele, tapi kadang kita nggak sadar. Handphone, laptop atau teknologi lain sekarang emang uda jadi kebutuhan manusia jaman sekarang. Yang gue maksud disini, kalo cuma beli handphone sekedar buat sms-telp-internetan, nggak harus bb juga kok, banyak handphone lain. Itu balik ke diri masing-masing, beli bb biar dicap, dibilang gaul atau emang butuh untuk yang lain. Hehehe.

Enjoy with your bb dan jangan memakai hanya karena ingin dicap gaul :)
CHEERS :D

Wednesday, December 2, 2009

Yang Mengusik Telingaku

Oke, udah hampir dua minggu-seminggu ini banyak yang curhat atau mendengar teman-teman gue menceritakan kembali apa yang mereka dengar.
About what? Here we go!

Banyak di infotainment berita-berita kawin-cerai kawin-cerai. Rungsing nggak sih liat sama dengernya?
Kemarin-kemarin banyak yang cerita tentang dan masalah dalam keluarganya. Emang, itu bukan urusan gue TAPI selagi kita masih bisa mendengar keluh kesah sahabat, teman dan orang lain, bersyukurlah! Karena dengan begitu, mereka akan sedikit terobati, terlepas bebannya.
Seseorang akan merasa lega jika ia telah mencurahkan, menumpahkan segala isi hatinya dan apa yang ia rasakan ke orang lain. Jadi, saat kita mendapat kesempatan untuk mendengarkan semua itu, dengarkanlah, itu berarti kita adalah salah satu orang yang dipercaya dan bisa menjadi sandaran dia :)

Masalah dalam keluarga, banyak pasti. Dan setiap keluarga pasti pernah mempunyai masalah. Entah masalah di Orang tuanya, Kakaknya atau Adiknya. Yang gue mau bahas kali ini adalah masalah di Orang tua dan bagaimana kita seharusnya bersikap sebagai Anak.
Gue mendengar beberapa cerita dari beberapa anak yang berasal dari keluarga broken home. Ada sebagian yang bermasalah pada Ayahnya dan juga ada beberapa yang bermasalah pada Ibunya. Dalam artian bermasalah disini adalah pangkal dari suatu masalah dalam keluarga berasal dari Ayah, Ibu atau kedua-duanya.
Dalam masalah keluarga yang ternyata dalam hal ini adalah perceraian, merupakan sesuatu yang bagi kedua orang tua adalah jalan yang terbaik buat mereka. Dan tentu anak yang akan selalu menjadi korban dari sebuah perceraian.
Kadang, bagi orang tua, mereka selalu memikirkan kalau jalan itu adalah jalan yang terbaik padahal kalau memang mau berusaha untuk memperbaiki, terbuka dan bersama-sama menyelesaikan mungkin bisa. Dan belakangan ini, gue mendengar anak-anak dari keluarga broken home bercerita, mengeluh, dan bahkan mengeluarkan amarahnya.

Salah satu sahabat gue bercerita tentang her boyf's family. Yes, apalagi kalo bukan orang tuanya divorced. Dia cerita kalau pacarnya adalah orang yang sangat sangat sangat pendiam bahkan jarang yang namanya senyum bahkan suka marah-marah nggak jelas sama sahabat gue ini. Untuk sekedar bercerita aja kayanya susah untuk dia (pacarnya). Dengan penuh kesabaran dia bercerita kata demi kata tentang keluarga dari pacarnya itu. Dan Subhanallah, pacarnya mulai terbuka, bercerita tentang apa yang terjadi. Mungkin, karena dia seorang cowok jadi sulit mengungkapkan apa yang ia rasakan ke sahabat gue ini.
Tapi perlahan, karena kegigihan, kesabaran sahabat gue, pacarnya pun bercerita setiap apa yang ia rasakan. Tentu, pasti sesaat harus ditegur dulu baru bercerita. Dan berbanggalah karena pacarnya itu adalah orang yang sangat amat pintar dan baik hati. Tapi mana tahu dari luar, kalau sebenarnya keluarganya adalah keluarga broken home dan dia banyak menyimpan rahasia terpendam didalam hatinya yang tak sanggup untuk ia curahkan ke orang lain karena sakit yang ia rasa menjadi seorang anak korban dari perceraian orang tuanya.

Oke, kebetulan my parents are divorced when i was 11 years old. Tapi gue nggak pernah nyesel dan nggak kenal yang namanya sedih atau apapun. Mungkin pada awalnya seperti itu, tapi semakin gue besar dan dewasa seperti sekarang justru gue makin merasa bahwa Mami Papi gue always behind me and of course always love me.
Kadang, gue suka bingung sama apa yang gue lihat dan apa yang gue tahu.
Sebagian anak korban dari perceraian orang tua menjadi nakal bahkan urakan karena menurut mereka, mereka udah nggak dianggap lagi, mereka udah nggak disayang lagi sm orang tuanya dan hidup mereka seketika terhenti dan gagal di tengah dilemma itu. Dan sebagian lagi justru menunjukan bahwa walaupun orang tua mereka berpisah, mereka harus menunjukan kalau mereka tetap bisa sukses, membahagiakan dan membanggakan orang tuanya.

Kenapa bisa terlihat dua perbedaan dari sesuatu yang sebenarnya berlatar belakang yang sama?
Mungkin bagi mereka yang merasa hidup mereka hancur karena suatu masalah tersebut, mereka memilih jalan untuk hidup dengan dunia mereka sendiri. Mereka membahagiakan hidup mereka dengan cara mereka sendiri yang mereka anggap benar. Come on guys, itu justru menambah masalah dari masalah yang udah ada. Membuat orang tua merasa jatuh karena kesalahan mereka dengan jalan bercerai dan GAGAL MENDIDIK ANAKNYA!
No, it's wrong!
Jangan pernah jadikan masalah itu adalah sebuah beban di pundak. Tapi jadikan itu sebuah urusan yang harus cepat diselesaikan.
Kegagalan orang tua mempertahankan keluarga yang utuh jangan dijadikan alasan untuk kita berubah menjadi liar, menutup diri atau over acting. Justru tetap menjadi seorang yang seperti kita terdahulu, apa adanya. Jangan pernah menampakan kesedihan justru kita harus membuat orang lain bahagia dan tertawa. Mungkin nggak gampang, tapi kalau kita niat untuk membahagiakan orang tua dengan prestasi dan kesuksesan kita itu jauh lebih berharga. Dan yakin,
orang tua pasti akan merasa sangat bahagia karena walaupun dengan ketidak bersamaan hidup dengan Ayah atau Ibu kita, mereka berhasil mendidik kita menjadi seseorang yang mereka harapkan.
Jangan pernah memilih antara Ayah atau Ibu kita, mereka sama-sama membutuhkan kita kelak. Sayangilah kedua-duanya dan bahagiakanlah. Saat mereka udah nggak ada, siapa lagi kalau bukan anak yang mendo'akan mereka nanti. :)

So please, buat teman-teman semua yang mempunyai nasib yang sama atau orang tua kalian bercerai,
JANGAN PERNAH SEDIH! JANGAN PERNAH PATAH SEMANGAT! YOU'VE TO MOVE ON WITH YOUR LIFE, WITH YOUR DREAMS!
Tunjukan ke orang-orang bahwa yang berkembang di masyarakat
kalau "anak korban dari keluarga broken home pasti nggak bener dan nggak bakal jadi orang" itu SALAH BESAR! Tetap ingat kalau nggak ada orang tua, kita nggak bakal ada di dunia ini. Bersyukurlah! Tidak ada orang tua manapun yang nggak sayang sama anaknya. Hanya soal kebersamaan yang tidak kita dapatkan. Tapi kasih sayang dan do'a dari orang tua kita akan selalu kita dapatkan. Jadikan semua ini pelajaran hidup dan seperti yang sering pacar gue selalu bilang "HADAPI, HAYATI, NIKMATI dan TETAP SEMANGAT" :D

Semoga bermanfaat.
Cheers :D
Elvanurisya Chalimatussadia